Cecilia adalah pelindung para seniman musik dan musisi Gereja. Ia diberi gelar demikian karena konon sebelum wafat, ia sempat melagukan kidung pujian bagi Tuhan. Nama Cecilia diambil dari perkataan dalam bahasa latin yang berarti “Bunga Lili dari Surga”.
Cecilia berasal dari keluarga bangsawan di Roma. Secara diam-diam keluarganya menjadi pengikut Kristus. Hal ini mereka lakukan karena saat itu Kekaisaran Roma yang berada di bawah pemerintahan Kaisar Alexander Severus mengejar dan membunuh orang-orang Kristen. Cecilia dijodohkan dengan Valerianus yang berasal dari sesama keluarga bangsawan dan masih menyembah dewa-dewi Roma. Saat malam pertama pernikahannya, Cecilia mendapat penampakan. Seorang malaikat datang kepadanya dan berpesan agar Cecilia menjaga keperawanannya.
Cecilia pun berpesan kepada suaminya untuk ikut menjaga keperawanannya. Valerianus ingin melihat penampakan seperti istrinya, tetapi tidak bisa karena ia belum menjadi Kristen. Valerianus juga makin tertarik menjadi pengikut Kristus ketika melihat sikap hidup Cecilia yang sangat saleh. Cecilia membawa Valerianus menemui Paus Urbanus untuk dibaptis. Setelah dibaptis, Valerianus dan Cecilia melihat penampakan dua malaikat yang memahkotai mereka dengan bunga mawar dan lili.
Kabar ini sampai ke telinga adik Valerianus yang bernama Tiburtius. Karena terpesona dengan keteladanan dan sikap hidup pasangan suami-istri ini, ia pun memberikan dirinya dibaptis oleh Paus Urbanus. Secara bersama-sama, mereka membantu pelayanan sesama umat Kristen dengan kekayaan mereka. Di antaranya, menguburkan para martir dan melindungi orang-orang Kristen yang dianiaya.
Tindakan ini membuat penguasa Romawi marah. Atas perintah Prefek Roma, Almachius Turcius, Valerianus dan Tiburtius dipancung. Cecilia menguburkan para martir ini dan melanjutkan pelayanan. Dia menjadikan rumahnya sebagai tempat beribadah. Selama itu, rumahnya menjadi saksi iman bagi para pengikut Kristus lainnya. Di sanalah sekitar 400 orang dibaptis Paus Urbanus. Mendengar hal ini, Almachius Turcius marah besar dan memerintahkan supaya Cecilia dimasukkan ke dalam tempat mandi uap seharian penuh agar mati lemas.
Ternyata, Cecilia tidak meninggal. Almachius Turcius pun memerintahkan seorang algojo untuk memenggal kepalanya. Meski telah ditebas dengan pedang sebanyak tiga kali, Cecilia tak kehilangan nyawanya. Cecilia tetap bertahan hidup selama tiga hari karena ia ingin menerima hosti untuk yang terakhir kalinya.
Di hari terakhir, ia sudah tak kuat lagi menahan derita. Setelah menerima hosti dari Paus Urbanus, Cecilia wafat pada 230. Paus Urbanus memakamkan Cecilia di antara makam para uskup dan para martir di katakombe -pemakaman bawah tanah- Callistus. Ia wafat dengan posisi mengacungkan tiga jari kiri dan satu jari kanannya sebagai simbol keyakinannya akan Tritunggal Mahakudus.
Pestanya diperingati setiap 22 November. Nama Cecilia begitu dihormati di kalangan umat Kristiani. Hingga saat ini, ada satu tarekat religius yang menamakan dirinya Suster-suster Santa Cecilia. Salah satu tugas mereka adalah menjahit dan membuat pallium-semacam syal yang terbuat dari wol. Paus memberikan pallium ini kepada uskup agung yang baru setiap 29 Juni.
Sebuah gereja dibangun untuk menghormati Cecilia. Sekitar 820, Paus Paschalis I membangun gereja ini di Trastevere, Roma. Paus Paschalis memakamkan kembali jenazah Santa Cecilia di bawah altar gereja ini. Pada 822, saat menggali makam Cecilia, Paus Paschalis menemukan jenazahnya dalam keadaan utuh. Dalam Gereja Trastevere, dibangun kapel untuk menyimpan puing tempat pemandian yang digunakan untuk membunuh Cecilia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar